Materi
Tentang Matematika Bisnis
Bab Fungsi Linear
Pengertian
Fungsi Linier atau fungsi berderajat satu ialah
fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat satu. Sesuai
namanya, setiap persamaan linier apabila digambarkan akan menghasilkan sebuah
garis lurus.
Bentuk umum persamaan linier adalah :
y = a + bx
dimana a adalah penggal garisnya pada sumbu vertikal
y, sedangkan b adalah koefisien arah atau gradien garis yang bersangkutan.
2.2.Pembentukan Persamaan Linier
Sebuah persamaan linier dapat dibentuk melalui
beberapa macam cara, tergantung pada data yang tersedia. Berikut ini
dicontohkan empat macam cara yang dapat ditempuh untuk membentuk sebuah
persamaan linier, masing-masing berdasarkan ketersediaan data yang diketahui.
Keempat cara yang dimaksud adalah :
Cara dwi-koordinat
Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan
linier yang memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui dua buah titik A
dan B dengan koordinat masing-masing (x1,y1) dan (x2,y2),maka rumus persamaan
liniernya adalah :
Contoh Soal:
Misalkan diketahui titik A(2,3) dan titik B(6,5),
maka persamaan liniernya:
4y -12 = 2x – 4, 4y = 2x+ 8 , y = 2 + 0,5 x
Cara koordinat-lereng
Apabila diketahui sebuah titik A dengan koordinat
(x1,y1) dan lereng garisnya b, maka persamaan liniernya adalah :
Contoh Soal :
Andaikan diketahui bahwa titik A(2,3) dan lereng
garisnya adalah 0,5 maka persamaan linier yang memenuhi kedua persamaan kedua
data ini adalah
Cara penggal-lereng
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggalnya pada salah satu sumbu (a) dan lereng garis (b) yang
memenuhi persamaan tersebut, maka persamaan liniernya adalah :
y=ax+b ; a = penggal, b = lereng
Contoh Soal :
Andaikan penggal dan lereng garis y =f (x)
masing-masing adalah 2 dan 0,5, maka persamaan liniernya adalah : y=2+5x
Cara dwi-penggal
Sebuah persamaan linier dapat pula dibentuk apabila
diketahui penggal garis pada masing-masing sumbu, yaitu penggal pada sumbu
vertikal (ketika x = 0) dan penggal pada sumbu horisontal ( ketika y = 0), maka
persamaan liniernya adalah :
; a = penggal vertikal, b = penggal horisontal
Contoh Soal :
Andaikan penggal sebuah garis pada sumbu vertikal
dan sumbu horisontal masing-masing 2 dan -4 , maka persamaan liniernya adalah :
2.3.Hubungan Dua garis lurus
Berimpit
Dua garis lurus akan berimpit apabila persamaan
garis yang satu merupakan kelipatan dari garis yan lain. Dengan demikian ,
garis akan berimpit dengan garis , jika
Sejajar
Dua garis lurus akan sejajar apabila lereng/gradien
garis yang satu sama dengan lereng/gradien dari garis yang lain. Dengan
demikian , garis akan sejajar dengan garis , jika
Berpotongan
Dua garis lurus akan berpotongan apabila
lereng/gradien garis yang satu tidak sama dengan lereng/gradien dari garis yang
lain. Dengan demikian , garis akan berpotongan dengan garis , jika
Tegak lurus
Dua garis lurus akan saling tegak lurus apabila
lereng/gradien garis yang satu merupakan kebalikan dari lereng/gradien dari
garis yang lain dengan tanda yang berlawanan. Dengan demikian , garis akan
tegak lurus dengan garis , jika atau
Penerapan Ekonomi
Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran dan Keseimbangan
Pasar
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah
barang/jasa yang diminta oleh konsumen dengan variabel harga serta variabel
lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel tersebut antara
lain harga produk itu sendiri, pendapatan konsumen, harga produk yang
diharapkan pada periode mendatang, harga produk lain yang saling berhubungan
dan selera konsumen
Bentuk Umum Fungsi Permintaan :
Q = a – bP atau
Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa
variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda
yang berlawanan. Ini mencerminkan, hukum permintaan yaitu apabila harga naikl
jumlah yang diminta akan berkurang dan apabila harga turun jumlah yang diminta
akan bertambah.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah
barang/jasa yang ditawarkan oleh produsen dengan variabel harga dan
variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Variabel
tersebut antara lain harga produk tersebut, tingkat teknologi yang tersedia,
harga dari faktor produksi (input) yang digunakan, harga produk lain yang
berhubungan dalam produksi, harapan produsen terhadap harga produk tersebut di
masa mendatang
Bentuk Umum :
Q = -a + bP atau
Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa
variable P (price, harga) dan variable Q (quantity, jumlah) mempunyai tanda
yang sama, yaitu sama-sama positif. Ini mencerminkan,
hukum penawaran yaitu apabila harga naik jumlah yang
ditawarkan akan bertambah dan apabila harga turun jumlah yang ditawarkan akan
berkurang.
Keseimbangan Pasar
Pasar suatu macam barang dikatakan berada dalam
keseimbangan (equilibrium) apabila jumlah barang yang diminta di pasar tersebut
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Syarat Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Contoh Soal :
Fungsi permintaan ditunjukan oleh persamaan Qd = 10
– 5P dan fungsi penawarannya adalah Qs = – 4 + 9P
a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan
yang tercipta di pasar ?
b. Tunjukkan secara geometri !
Jawab :
a.) Keseimbangan pasar :
Qd = Qs
10 – 5
P = – 4 + 9P
14P
= 14
P
= 1 ≡ Pe
Q = 10 – 5P
Q =
5 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 5,1 )
2.4.2.Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika produk dikenakan pajak t per unit, maka akan
terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun
jumlah keseimbangan. Biasanya tanggungan pajak sebagian dikenakan kepada konsumen
sehingga harga produk akan naik dan jumlah barang yang diminta akan berkurang.
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan sebagai
berikut.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang
yang dijual menyebabkan kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang
lebih besar pada sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a +
bQ, maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ + t
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen :
tk = Pe‘ – Pe
Beban pajak yang ditanggung oleh produsen :
tp = t – tk
Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah :
T = t x Qe‘
Contoh soal :
Diketahui suatu produk ditunjukkan fungsi permintaan
P = 7 + Q dan fungsi penawaran
P = 16 – 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar
Rp. 3,-/unit
Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum
dan sesudah pajak ?
Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ?
Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen dan
produsen ?
Jawab :
Keseimbangan pasar sebelum pajak
Qd = Qs
7 + Q = 16 –
2Q
P = 7 + Q
3Q =
9
P = 7 + 3
Qe =
3
Pe =
10
Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E ( 3,10 )
Keseimbangan pasar sesudah pajak
Fungsi penawaran menjadi :
P = 16 – 2Q + t
= 16 – 2Q + 3
= 19 –
2Q
Os
= Qd
19 – 2Q = 7 + Q
3Q = 12
Qe‘ = 4
P = 19 – 2Q
= 19 – 8
Pe‘ = 11
Jadi keseimbangan pasar setelah pajak E’ ( 4,11 )
T = t x Qe‘
= 3 . 4
= 12 ( Besarnya penerimaan pajak oleh
pemerintah Rp. 12,- )
tk = Pe‘ – Pe
= 11 – 10
= 1 ( Besar pajak yang ditanggung
konsumen Rp. 1,- )
tp = t – tk
= 3 – 1
= 2 ( Besar pajak yang ditanggung
produsen Rp. 2,- )
2.4.3.Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar
Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi lebih rendah.
Jika produk dikenakan subsidi s per unit, maka akan
terjadi penurunan harga produk sehingga keseimbangan pasar atas produk tersebut
juga akan bergeser. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah pajak ia akan menjadi P = a + bQ – s
Bagian subsidi yang dinikmati oleh konsumen
: sk = Pe – Pe‘
Bagian subsidi yang dinikmati oleh produsen
: sp = s – sk
Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah
: S = s x Qe‘
Contoh Soal :
Permintaan akan suatu komoditas dicerminkan oleh Qd
= 12–2P sedangkan penawarannya Qs = -4 + 2P pemerintah memberikan subsidi
sebesar Rp. 2,- setiap unit barang.
a. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan
sebelum subsidi ?
b. Berapakah jumlah dan harga keseimbangan
sesudah subsidi ?
c. Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen
dan produsen ?
d. Berapa subsidi yang diberikan pemerintah ?
Jawab ;
a.) Keseimbangan pasar sebelum
subsidi
Qd = Qs Q = 12 –
2P
12 – 2P = -4 +
2P
= 12 – 8
P = 16
Qe = 4
Pe =
4
( Keseimbangan pasar sebelum subsidi E = ( 4, 4 ))
b.) Keseimbangan pasar sesudah
subsidi :
Qd = 12 – 2P
=> P = ½ Qd + 6
Qs = -4 +
2P => P = ½ Qs +
2
Sesudah Subsidi Fungsi Penawaran menjadi
P = ½ Q + 2 – 2
P = ½ Q
Sehingga Kesimbangan pasar sesudah subsidi menjadi :
– ½ Q + 6 = ½ Q
Qe‘ = 6
P = ½ Q
Pe‘ = 3
( Keseimbangan pasar setelah subsidi E’ = ( 6, 3 ) )
c.) sk = Pe – Pe‘
sp
= s – sk
= 4 – 3
=
2 – 1
=
1
= 1
(Besar subsidi untuk konsumen Rp. 1,- )
( Besar subsidi untuk produsen = Rp. 1,- )
d.) Subsidi yang diberikan pemerintah
S = s x Qe‘
= 2 . 6
= 12
2.4.4.Fungsi Biaya dan Fungsi Penerimaan
Fungsi Biaya
Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost)
dan biaya variabel (variabel cost). Sifat biaya tetap adalah tidak tergantung
pada jumlah barang yang dihasilkan, biaya tetap merupakan sebuah konstanta.
Sedangkan biaya variabel tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Semakin
banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabelnya.
Secara matematik, biaya variabel merupakan fungsi dari jumlah barang yang
dihasilkan.
FC = k
VC = f(Q) = vQ
C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
Keterangan ;
FC = biaya tetap
VC= biaya variabel
C = biaya total
k = konstanta
V = lereng kurva VC dan kurva C
Contoh Soal :
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
sebesar Rp 20.000 sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC =
100 Q. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya ! Berapa biaya total yang
dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 500 unit barang ?
Jawab :
FC = 20.000
VC = 100 Q
C = FC + VC → C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, C = 20.000 + 100(500) = 70.000
Fungsi Penerimaan
Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali
jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.
R = Q x P = f (Q)
Contoh Soal:
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah
perusahaan Rp 200,00 per unit. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total
perusahaan ini. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350
unit ?
Jawab :
R = Q x P
= Q x 200 = 200Q
Bila Q = 350 → R = 200 (350) = 70.000
2.4.5.Analisis Pulang Pokok
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu
konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus
dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan
pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal
ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Contoh Soal :
Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan
ditunjukan oleh persamaan C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q.
Pada tingkat produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang pokok ? apa yang
terjadi jika perusahaan memproduksi 150 unit ?
Jawab ;
Diketahui :
C = 20.000 + 100Q
R = 200Q
Syarat Pulang Pokok
R = C
300Q = 20.000 + 100Q
200Q = 20.000
Q = 100
Jadi pada tingkat produksi 100 unit dicapai keadaan
pulang pokok
Jika Q = 150, maka
π = R – C
= 300Q – ( 20.000 + 100Q)
= 200 Q – 20.000
= 200(150) – 20.000
= 10.000
( Perusahaan mengalami keuntungan sebesar Rp.
10.000,- )
26 Komentar |
Matematika Bisnis (materi kuliah) | Permalink
Ditulis oleh
acil
Bab 3 Fungsi Non Linier
Maret 31, 2010
3.1 Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat atau fungsi berderajat dua ialah
fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah pangkat dua. Mengingat
pangkat dua dalam persamaan kuadrat sesungguhnya dapat terletak pada baik
variable x maupun variable y, bahkan pada suku xy(jika ada) maka bentuk yang
lebih umum untuk suatu persamaan kuadrat ialah :
3.1.1 Lingkaran
Bentuk Umum persamaan lingkaran ialah : ax2 + by2 +
cx + dy + e = 0
Jika i dan j masing-masing adalah jarak pusat
lingkaran terhadap sumbu vertikal y dan sumbu horizontal x, sedangkan r adalah
jari-jari lingkaran, maka persamaan baku lingkaran menjadi : ( x – i )2 + ( y –
j )2 = r2 , dengan
3.1.2.Ellips
Bentuk baku rumus ellips
3.1.3.Hiperbola
, jika sumbu lintang sejajar sumbu x
, jika sumbu lintang sejajar sumbu y
3.1.4.Parabola
Bentuk umum persamaan parabola adalah :
y = ax2 + bx + c, jika sumbu simetri sejajar sumbu
vertical
atau
x = ay2 +by +c, jika sumbu simetri sejajar sumbu
horisontal
3.2.Penerapan Ekonomi
3.2.1.Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar
Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan
penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi
penawaran yang kuadratik dapat berupa potongan lingkaran, potongan elips,
potongan hiperbola maupun potongan parabola. Cara menganalisis keseimbangan
pasar untuk permintaan dan penawaran yang non linier sama seperti halnya dalam
kasus yang linier. Keseimbangan pasar ditunjukkan oleh kesamaan Qd = Qs, pada
perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran.
Keseimbangan Pasar :
Qd = Qs
Qd = jumlah permintaan
Qs = jumlah penawaran
E = titik keseimbangan
Pe = harga keseimbangan
Qe = jumlah keseimbangan
Analisis pengaruh pajak dan subsidi terhadap
keseimbangan pasar juga sama seperti pada kondisi linier. Pajak atau subsidi
menyebabkan harga jual yang ditawarkan oleh produsen berubah, tercermin oleh
berubahnya persamaan penawaran, sehingga harga keseimbangan dan jumlah
keseimbangan yang tercipta di pasarpun berubah. Pajak menyebabkan harga
keseimbangan menjadi lebih tinggi dan jumlah keseimbangan menjadi lebih
sedikit. Sebaliknya subsidi menyebabkan harga keseimbangan menjadi lebih rendah
dan jumlah keseimbangan menjadi lebih banyak.
Contoh Soal:
Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh
persamaan Qd = 19 – P2 , sedangkan fungsi penawarannya adalah Qs =
–8 + 2P2 . Berapakah harga dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar ?
Jawab :
Keseimbangan Pasar
Qd = Qs
19 – P2 = –8 + 2P2
P2 = 9
P =
3 ≡ Pe
Q =
19 – P2
= 19 – 32
Q =
10 ≡ Qe
Harga dan jumlah keseimbangan pasar adalah E ( 10,3
)
Jika misalnya terhadap barang yang bersangkutan
dikenakan pajak spesifik sebesar 1 (rupiah) per unit, maka persamaan penawaran
sesudah pengenaan pajak menjadi :
Qs‘ = –8 + 2(P–1)2 = –8 + 2(P2–2P+1) = –6 –4P+ 2P2
Keseimbangan pasar yang baru :
Qd = Qs‘
19 – P2 = –6 – 4P + 2P2
3P2 – 4P – 25 = 0
Dengan rumus abc diperoleh P1= 3,63 dan P2 = –2,30,
P2 tidak dipakai karena harga negative adalah irrasional.
Dengan memasukkan P = 3,63 ke dalam persamaan Qd
atau Qs‘ diperoleh Q = 5,82.
Jadi, dengan adanya pajak : Pe‘ = 3,63 dan Qe‘ =
5,82
Selanjutnya dapat dihitung beban pajak yang menjadi
tanggungan konsumen dan produsen per unit barang, serta jumlah pajak yang
diterima oleh pemerintah, masing-masing :
tk = Pe‘ – Pe = 3,63 – 3 = 0,63
tp = t – tk = 1 – 0,63 = 0,37
T = Qe‘ x t = 5,82 x 1 = 5,82
3.2.2.Fungsi Biaya
Selain pengertian biaya tetap, biaya variable
dan biaya total, dalam konsep biaya dikenal pula pengertian biaya
rata-rata (average cost) dan biaya marjinal (marginal cost). Biaya rata-rata
adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau
keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang
dihasilkan. Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk
menghsilkan satu unit tambahan produk
Biaya
tetap
: FC = k
Biaya
variable
: VC = f(Q) = vQ
Biaya
total
: C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
Biaya tetap rata-rata :
Biaya variable rata-rata :
Biaya
rata-rata
:
Biaya
marjinal
:
Bentuk non linier dari fungsi biaya pada umumnya
berupa fungsi kuadrat parabolic dan fungsi kubik. Hubungan antara biaya total
dan bagian-bagiannya secara grafik dapat dilihat sebagai berikut :
Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik
Andaikan C = aQ2 – bQ + c maka dan
Maka
Biaya total merupakan fungsi kubik
Andaikan C = aQ3 – bQ2 + cQ + d makadan FC=D
Maka
Contoh Soal :
Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
ditunjukkan oleh persamaan
C = 2Q2 – 24 Q + 102. Pada tingkat produksi berapa
unit biaya total ini minimum? Hitunglah besarnya biaya total minimum tersebut.
Hitung pula besarnya biaya tetap, biaya variable, biaya rata-rata, biaya tetap
rata-rata dan biaya variable rata-rata pada tingkat produksi tadi. Seandainya
dari kedudukan ini produksi dinaikkan dengan 1 unit, berapa besarnya biaya
marjinal?
Jawab :
Berdasarkan rumus titik ekstrim parabola, C minimum
terjadi pada kedudukan
Besarnya C minimum = 2Q2 – 24 Q + 102
= 2(6)2 – 24(6) + 102 = 30
Atau C minimum dapat juga dicari dengan rumus
ordinat titik ekstrim parabola, yaitu
Selanjutnya, pada Q = 6
Jika Q = 7, C = 2(7)2 – 24(7) + 102 = 32
Berarti untuk menaikkan produksi dari 6 unit menjadi
7 unit diperlukan biaya tambahan (biaya marjinal) sebesar 2.
Fungsi Penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R)
yang non linear pada umumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah.
Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang
, juga merupakan hasilkali jumlah barang dengan harga barang per unit. Seperti
halnya dalam konsep biaya, dalam konsep penerimaanpun dikenal pengertian
rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata (average revenue, AR) ialah
penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasilbagi penerimaan total
terhadap jumlah barang. Penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) ialah
penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang
dihasilkan atau terjual.
Penerimaan
total
R = Q x P = f (Q)
Penerimaan rata-rata
AR = R/Q
Penerimaan marjinal
MR =
Contoh :
Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang
produsen monopolis ditunjukkan oleh P = 900 – 1,5 Q. Bagaimana persamaan
penerimaan totalnya? Berapa besarnya penerimaan total jika terjual barang
sebanyak 200 unit, dan berapa harga jual perunit? Hitunglah penerimaan marjinal
dari penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit. Tentukan tingkat penjualan
yang menghasilkan penerimaan total maksimum, dan besarnya penerimaan maksimum
tersebut.
Jawab :
P = 900 – 1,5 Q R = Q x P = 900 Q – 1,5 Q2
Jika Q = 200 , R = 900 (200) – 1,5(200)2 =
120.000
P = 900 – 1,5 (200) = 600
Atau
Jika Q = 250 , R = 900 (250) – 1,5(250)2 =
131.250
R = 900 Q – 1,5 Q2
R maksimum pada
Besarnya R maksimum = 900 (300) – 1,5(300)2 =
135.000
3.2.3.Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep
yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan
atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok
(profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R = C ; perusahaan tidak memperoleh
keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian. Secara grafik hal ini
ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Tingkat produksi Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan
pulang pokok, sebab penerimaan total sama dengan pengeluaran (biaya) total, R =
C. Area disebelah kiri Q1 dan sebelah kanan Q4 mencerminkan keadaan rugi, sebab
penerimaan total lebih kecil dari pengeluaran total, R < C. Sedangkan area
diantara Q1 dan Q4 mencerminkan keadaan untung, sebab penerimaan total lebih
besar dari pengeluaran total, R > C. Tingkat produksi Q3 mencerminkan
tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum. Besar kecilnya
keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C.
Keuntungan maksimum tidak selalu terjadi saat R maksimum atau C minimum.
Contoh soal :
Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan
ditunjukkan oleh persamaan R = -0,1Q2 + 20Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkan C = 0,25Q3 – 3Q2 + 7Q + 20. Hitunglah profit perusahaan ini jika
dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit ?
Jawab ;
π = R – C = -0,1Q2 + 20Q – 0,25Q3 + 3Q2
– 7Q – 20
π = – 0,25Q3 + 2,9Q2 + 13Q – 20
Q = 10 π = –
0,25(1000) + 2,9(100) + 13(10) – 20
= –250 + 290 +130 – 20 = 150 (keuntungan )
Q = 20 π = –
0,25(8000) + 2,9(400) + 13(20) – 20
= –2000 + 1160 +260 – 20 = – 600 (kerugian )
Contoh Soal :
Penerimaan total yang diperoleh suatu perusahaan
ditunjukkan oleh fungsi R = – 0,1Q2 + 300Q, sedangkan biaya total yang
dikeluarkannya C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000. Hitunglah :
Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total
maksimum ?
Tingkat produksi yang menunjukkan biaya total
minimum ?
Manakah yang lebih baik bagi perusahaan, berproduksi
menguntungkan berproduksi pada tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan
total maksimum atau biaya total minimum ?
Jawab :
R = – 0,1Q2 + 300Q
C = 0,3Q2 – 720Q + 600.000
R maksimum terjadi pada
C minimum terjadi pada
π pada R maksimum
Q = 1500 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1500)2 + 1020(1500) – 600.000
= 30.000
π pada C minimum
Q = 1200 π = – 0,4Q2 + 1020Q – 600.000
= – 0,4(1200)2 + 1020(1200) – 600.000
= 30.000
3.3. Soal-Soal Latihan
Hitunglah harga dan jumlah keseimbangan pasar dari
suatu barang yang permintaan dan penawarannya masing-masing ditunjukkan oleh
persamaanQd=40 –P2 dan Qs = -60+3 P2.
Hitunglah harga dan jumlah keseimbangan pasar dari
suatu barang yang permintaan dan penawarannya masing-masing ditunjukkan oleh
persamaan Qd=20– P2 dan Qs=-28+ 3 P2.
Penerimaan total yang diperoleh suatu perusahaan
ditunjukkan oleh fungsi
R=
– 3Q2+ 750Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkannya C = 5Q2 – 1000Q +
85.000. Hitunglah :
a. Tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan
total maksimum ?
b.Tingkat produksi yang menunjukkan biaya total
minimum ?
c. Manakah yang lebih menguntungkan berproduksi pada
tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total maksimum atau biaya total
minimum ?
Komentar
Posting Komentar